TEMPO.CO , London:
Journal Science merilis sepuluh penemuan ilmiah terheboh tahun ini.
Salah satunya adalah lukisan tangan di Gua Salendrang, Maros, Sulawesi
Selatan, yang berusia 40 ribu tahun. (Baca juga: Lukisan Gua Tertua Ditemukan di Sulawesi)
Berikut ini daftar sepuluh penemuan tersebut, seperti dilansir Daily Mail, Sabtu, 20 Desember 2014.
1. Komet Rosetta
Roket Rosetta, yang membawa Philae, diluncurkan ke luar angkasa pada
tahun 2004 dengan memanfaatkan gravitasi Bumi dan Mars, untuk
membawasnya mendekati Komet 67P. Setelah mengejar Komet 67P /
Churyumov-Gerasimenko selama lebih dari sepuluh tahun dan memasuki orbit
pada Agustus 2014.
Roket yang sudah menempuh empat miliar mil
(6,5 miliar kilometer) ini akhirnya meluncurkan Philae ke daratan komet
pada 12 November 2014, dan berjalan 1 meter (40 inchi) per detik. Para
ilmuwan baru-baru ini mengatakan air yang ada di komet berbeda dari di
bumi. Mereka menilai air di bumi kita berasal dari asteroid, bukan
komet.
2. Evolusi dinosaurus menjadi burung
Tim ilmuwan
internasional menganalisa ribuan fosil dinosaurus dan burung di masa
awal dunia, dan membandingkan tulang makhluk-makhluk tersebut dengan
burung modern. Temuan mereka antara lain, bulu, berevolusi dengan baik
sebelum burung pertama ditemukan. Bulu itu bukan untuk terbang,
melainkan menjaga dinosaurus unggas tersebut hangat. Selain itu, bulu
pun digunakan untuk menarik lawan jenis dan menjaga keseimbangan tubuh.
3. Darah muda untuk serum awet muda
Para ilmuwan mencoba menemukan cara untuk meremajakan otot dan otak
orang-orang tua, dengan memberi mereka asupan darah orang muda.
Penelitian yang dipublikasikan tahun ini oleh para peneliti di Harvard
University menunjukkan protein yang dikandung darah muda, dikenal
sebagai GDF11, bisa memicu kekuatan otot dan daya tahan. Saat ini, tes
dilakukan terhadap orang-orang berusia 18 tahun dan pasien Alzheimer
berumur tua, yang menerima suntikan plasma dari orang muda.
4. Robot kompak
Robot-robot mungil dikembangkan
para ilmuwan di Harvard University untuk membangun struktur sederhana
tanpa pengawasan. Ada suatu kelompok di Amerika yang membuat ribuan
mesin yang bisa mencetak bentuk persegi, persegi panjang dan
bentuk-bentuk dua dimensi lainnya.
Selain itu, ada pengembangan
dengan memanfaatkan 10 pesawat tanpa awak dengan empat mesin atau
quadcopter, untuk memancarkan lokasi satu dengan lain. Teknologi ini
dikembangkan untuk menghindari tabrakan, terbang dengan suatu formasi,
serta berputar. Dalam eksperimen berikutnya, kapal robot mampu
menampilkan manuver, dengan komando dari satu komputer pusat yang
dilengkapi kamera. Penemuan-penemuan ini menjadi harapan suatu hari
nanti robot bisa mengambil alih tugas manusia.
5. Chip komputer serupa otak manusia
Ahli komputer dari IBM dan sejumlah perusahaan lainnya mengembangkan
chip neuromorfik berskala besar pertama. Chip ini dirancang untuk
mengolah informasi layaknya otak. Otak manusia bekerja melalui neuron
individu yang berkomunikasi dengan ribuan neuron di sekitarnya
menggunakan sinyal kimia. Pada umumnya otak memiliki jaringan yang
terdiri dari 100 miliar neuron, terhubung oleh 100 triliun sinapsis.
Dengan meniru arsitektur otak manusia, chip TrueNorth IDM menggunakan
5,4 miliar transistor serta 256 juta sinapsis.
6. Lukisan tangan di gua Maros di Sulawesi Selatan
Lukisan tangan yang menggambarkan hewan ditemukan pada sebuah gua di
Maros, Sulawesi, Indonesia. Usianya diperkirakan 35 ribu - 40 ribu
tahun. Semua, umurnya diprediksi 10 ribu tahun. Goresan tersebut
diciptakan dengan mencipratkan dan meniup cat berwarna merah di tangan,
kemudian ditempelkan ke dinding gua. Lukisan itu bercampur dengan gambar
babi rusa berwarna merah serta pigmen berwarna mulberi. Penemuan ini
menggambarkan jenis lukisan tersebut sudah dikenal di seluruh dunia,
bahkan hingga Afrika, sejak 60 ribu tahun silam.
7. Manipulasi ingatan dengan cahaya
Seperti dalam film Eternal Sunshine of a Spotless Mind, para peneliti
membuktikan mampu memanipulasi bahkan menghilangkan ingatan - setidaknya
pada tikus. Dengan menggunakan teknis yang disebut optogentik, melalui
virus untuk membawa molekul sensitif ringan menuju neuron tikus, mereka
mampu mengubah aktivitas otak binatang.
Para peneliti di MIT
bisa membuang ingatan yang ada dan menanamkan yang palsu. Mereka pun
mampu menukar ingatan buruk menjadi baik. Meski masih kontroversial,
implikasi teknik ini jelas. Jika digunakan untuk manusia, dokter
memiliki kemampuan untuk mengontrol tingkah laku manusia, dan bisa
membantu para pecandu atau penderita kelainan seperti depresi dan
schizophrenia.
8. Satelit murah
Meski sudah diluncurkan ke luar
angkasa lebih dari satu dekade, satelit-satelit murah berukuran 4 inchi
(10 sentimeter) persegi bernama CubeSats akhirnya benar-benar dilepas
tahun 2014. Sebagai alat pendidikan bagi para mahasiswa, miniatur
satelit tersebut sudah menjalankan sejumlah kegiatan ilmiah, menurut
para peneliti. Sepanjang tahun ini, lebih dari 75 unit satelit
diluncurkan, melakukan penelitian luar angkasa seperti mempelajari
reaksi tumbuhan terhadap gravitasi. Selebihnya digunakan untuk menguji
teknologi baru ponsel pintar dan satelit komunikasi. CubeSats diharapkan
mampu menjadi teleskop luar angkasa untuk mengamati bui dan memonitor
lingkungan.
9. Pengembangan alfabeta genetic
Semua kehidupan yang terjadi di bumi memiliki struktur dasar yang sama
dalam kode genetik - untaian panjang DNA yang menggunakan empat molekul
dasar pembentuk alfabeta geneik. Para peneliti di The Scripps Research
Institute di California tahun ini menciptakan organisme pertama yang
memiliki dua huruf genetik tambahan. Mereka menemukan DNA bisa menyalin
dirinya. Meski bakteri sintetis ini tidak mampu bereproduksi di luar
laboratorium, para ilmuwan percaya bakteri itu bisa dimanfaatkan untuk
membuat biokimia dengan bahan yang tidak natural.
10. Sel penyembuh diabetes
Dua kelompok menemukan
dua metode berbeda untuk mengembangkan sel yang mirip sel beta - sel
yang memproduksi insulin dalam pankreas - di laboratorium tahun ini.
Para peneliti memiliki kesempatan untuk mempelajari diabetes. Sel batang
embrionik manusia dipakai untuk menangkal penyakit, yang sebelumnya
sudah dipelajari para ilmuwan untuk membuat insulin. Sel beta membantu
mengatur tingkat glukosa dalam aliran darah. Dalam tubuh penderita
diabetes, sistem imun dapat melawan sel-sel tersebut dan membunuh
mereka. Para peneliti dari University of British Columbia dan Harvard
University memakai sel beta yang dikembangkan dari kulit manusia sehat,
untuk dibandingkan dengan pasien diabetes. Para peneliti ingin melihat
adanya perbedaan dari keduanya.
DAILY MAIL | MARIA YUNIAR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar