Senin, 28 Februari 2011

Forum Pemuda Internasional Untuk Perubahan Iklim Berakhir


Jakarta (ANTARA) - Indonesia mendapat apresiasi atas suksesnya menggelar `International Youth Forum on Climate Change` (Forum Pemuda Internasional untuk Perubahan Iklim) yang diikuti berbagai negara dan dijadualkan berakhir, Senin ini di Jakarta.

Menurut Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Ahmad Doli Kurnia, kepada ANTARA, di Jakarta, Minggu Malam, banyak delegasi merasa kagum dan memberi apresiasi terhadap kiprah anak-anak muda Indonesia yang proaktif menghadapi fenomena perubahan iklim serta berbagai tantangan global lainnya di bidang pangan maupun energi.

Kegiatan pemuda internasional peduli lingkungan itu yang tengah berlangsung `Assembly Hall, Jakarta Convention Centre`.

"Banyak pengalaman baru yang bisa dihimpun dari berbagai negara melalui forum ini dan banyak pihak merasa sangat senang bisa memperoleh masukan berarti untuk pengembangan lingkungan hidup lebih baik di negeri masing-masing," katanya.

Kepercayaan kepada KNPI dan seluruh eksponen kepemudaan Indonesia menggelar sebuah even internasional seperti ini, menurutnya, memiliki banyak manfaat bagi eksistensi RI di mata dunia.

"Kita buktikan bersama-sama bahwa Indonesia ini mampu memberi kontribusi positif dan signifikan untuk berbagai masalah global, terutama kini mengenai perubahan iklim, pelestarian lingkungan hidup, dan membangun kemitraan strategis di antara kaum muda internasional menghadapi aneka tantangan," jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP KNPI, Pahlevi Pangerang, mengungkapkan, Menko Kesra H Agung Laksono dijadwalkan akan menutup seluruh rangkaian kegiatan tersebut, Senin, setelah berlangsung lebih dari dua hari.

Selasa, 22 Februari 2011

Penghasilan Michael Jackson Masih Yang Tertinggi


Mendiang raja pop Michael Jackson (Jacko) masih berpredikat sebagai penyanyi berpenghasilan besar hingga jutaan dolar AS berkat royalti karya-karyanya, demikian diberitakan situs time.com, beberapa waktu lalu.

Disebutkan, sejak meninggal, Jacko memperoleh pendapatan lebih dari US$310 juta. Namun pengeluaran yang terlanjur besar semasa hidupnya membuat ahli warisnya perlu menyewa pengacara untuk memperbarui pelunasan utang lamanya.

Saat tutup usia, Jacko meninggalkan utang lebih dari US$400 juta, yang sebagian belum terlunasi hingga kini. Ketika masih hidup dan surut dari era kejayaannya, mega bintang itu tak sanggup mengontrol pengeluaran yang sudah terlanjur besar sejak masih berada di puncak karir.

Biaya pemakaman Jacko juga cukup besar sehingga menambah beban utang menggunung bagi keluarga yang ditinggalkan. Meski sejumlah utang dan tuntutan perdata telah terselesaikan, masih ada sejumlah kasus perdata yang menggantung, termasuk pertikaian soal video musik Thriller sang superstar.

Penaksir harta Jacko menyatakan harta dalam bentuk properti yang dimiliki sang mega bintang itu setara dengan yang dimiliki mendiang raja rock 'n roll, Elvis Presley. Renovasi rumah Jacko yang sedang berlangsung ditaksir menelan lebih dari empat juta dolar AS. (antara/bun)

Sabtu, 19 Februari 2011


Bandarlampung (ANTARA News)- Gempa berkekuatan 5,2 skala Richter (SR) telah terjadi di tenggara Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) atau timur laut Gunung Sitoli Nias, Provinsi Sumut, pada Sabtu pagi.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam situsnya, gempa itu terjadi pada pukul 06.12 WIB dan berpusat pada 35 km tenggara Singkil Baru Provinsi NAD atau 81 km timur laut Gunung Sitoli, 103 km barat laut Sibolga serta 121 km barat daya Tarutung, Provinsi Sumut.

Gempa berkekuatan sedang itu dilaporkan terjadi pada kedalaman 10 km dengan lokasi 1,97 derajat Lintang Utara- 97,88 derajat Bujur Timur.
(*)

Rabu, 16 Februari 2011

Kisah Gadis Pemulung Jadi Juara Lomba Foto Internasional Dibukukan


Karangasem, 16/2 (ANTARA) - Kisah perjalanan hidup seorang gadis pemulung asal Bali bernama Ni Wayan Mertayani (16) yang menjuarai lomba foto internasional dari Museum Anne Frank, Belanda, dibukukan.

Pande Komang Suryanita, penulis buku berjudul "Potret Terindah dari Bali" itu saat dihubungi di Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu, mengatakan buku itu diterbitkan Kaifa (grup Penerbit Mizan) pada awal Februari ini.

Materi buku mengungkapkan sisi kehidupan gadis yang biasa dipanggil dengan Ni Wayan atau Sepi itu.

Penulis menguraikan secara detil bagaimana alur kehidupan Sepi yang begitu memilukan. Bermula dari kehilangan ayah dan rumah tinggal, Sepi bersama ibu dan adiknya, pindah ke sebuah gubuk di tepi Pantai Amed, Kabupaten Karangasem, Bali bagian timur.

Di gubuk itu, Sepi menjalani hidup sebagai penjual makanan dan sesekali memulung barang bekas setelah pulang sekolah untuk dapat membantu ekonomi keluarga, terlebih ibunya dalam kondisi sakit-sakitan.

Hingga suatu ketika, ia bertemu dengan turis asal Belanda bernama Dolly yang meminjami kamera untuk belajar memotret.

Hasil "jepretan" Sepi kemudian didaftarkan oleh Dolly pada lomba foto internasional yang diadakan Yayasan Anne Frank di Belanda, dengan tema "Apa Harapan Terbesarmu".

Tak disangka, foto Sepi yang berobjek ayam yang sedang bertengger di pohon singkong karet berhasil menjadi pemenang dan mengalahkan 200 peserta lain dari berbagai negara.

Menurut Pande Komang Suryanita, objek foto Sepi berupa ayam, merupakan representasi diri Sepi.

Bila hujan ia kehujanan begitu juga kala panas menyengat karena kondisi gubuk yang ditempatinya begitu memprihatinkan.

"Namun, cerita hidup Sepi bukan bermaksud mencari simpati dari pembaca tentang nasib kurang beruntung yang dialaminya. Justru, kisah itu kami angkat menjadi buku, dengan harapan dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia agar tidak pernah menyerah dalam menjalani hidup," ujar Suryanita.

Kisah hidup Sepi, lanjut Suryanita, terbukti amat inspiratif karena dalam kondisi hidup serba kekurangan, Sepi tak pernah berhenti berupaya agar roda hidupnya bergulir menjadi lebih baik.

Tak berbeda dengan kisah hidup Anne Frank, yakni seorang gadis Yahudi yang bertahun-tahun hidup dalam persembunyian untuk menyelamatkan diri dari tentara Nazi, yang menjadi tokoh idola bagi Sepi.

Dalam persembunyian, Anne menulis dalam buku harian tentang cita-cita yang ingin diraihnya kalau keadaan sudah aman.

Buku "Potret Terindah dari Bali" sekaligus ingin mengungkapkan bahwa mimpi atau cita-cita dapat menjadi kekuatan seorang anak agar dapat menjalani hidup, sesulit apapun, kata Suryanita.

"Seperti halnya yang dialami Sepi. Mimpi dan cita-citanya menjadi jurnalis, membuatnya tak pernah putus asa. Hidupnya yang sulit,bukan membuatnya tak bisa berkelit," ujar penulis yang menetap di Denpasar itu.
(P004/B009)

Editor: Aditia Maruli