Muntok, Bangka Barat (ANTARA News) - Sebanyak 50 biksu di Indonesia memesan tongkat yang bahannya dari akar bahar pada perajin di Kabupaten Bangka Barat, karena dinilai lebih kuat dan memiliki khasiat mengobati berbagai macam penyakit.
"Para biksu memilih tongkat dari akar bahar karena dinilai lebih tahan lama hingga ratusan tahun dan berkhasiat mengobati berbagai macam penyakti seperti rematik, maag dan jenis penyakit lainnya," kata Vera, seorang perajin akar bahar di Muntok, Minggu.
Ia menjelaskan, tongkat akar bahar dengan bentuknya yang unik dan mengkilat itu sudah selesai dibuat dan dalam bulan ini diambil pemesannya dengan harga satu tongkat sepanjang sekitar setengah meter Rp5 juta/tongkat.
"Selain tongkat, para biksu juga memesan kalung berbentuk tasbih yang bahannya juga dari akar bahar yang harganya sedikit lebih murah dibanding tongkat," ujarnya.
Menurut dia, setiap tahun para biksu yang tersebar di seluruh Indonesia selalu memesan akar bahar dan sudah menjadi langganan tetap, karena akar kayu bahar yang hanya ditemukan di hutan Bangka Barat lebih awet, tidak terlalu berat dan bentuknya yang unik.
"Kami juga selalu menerima pesanan para pejabat kepolisian yang ingin membuat tongkat komando yang bahan bakunya dari akar bahar, dengan harga mencapai Rp15 juta karena pada kepala tongkat dilapisi emas," ujarnya.
Menurut dia, akar bahar dibeli dari para nelayan dan petani di Bangka Barat dengan harga yang tidak terlalu mahal karena sangat mudah didapatkan di hutan daerah itu serta mengambilnya tidak terlalu rumit.
"Setiap hari ada para petani ladang dan nelayan yang menjual akar bahar kepada kami, dengan harga tidak terlalu mahal karena mereka menemukan akar bahar secara kebetulan saja," ujarnya dan enggan menyebutkan harga akar bahar yang dibeli dari para petani dan nelayan tersebut.
Ia menjelaskan, akar bahar mudah dibentuk dan dibuat beraneka jenis souvenir seperti gelang, cincin, kalung, tongkat, mainan kunci, anting dan aneka bentuk lainnya yang cukup menarik dan unik.
"Dalam satu hari kami mampu memproduksi mencapai ratusan unit souvenir dari akar bahar dengan bentuk yang beragam, dikerjakan sebanyak 20 karyawan dan mampu menembus pendapatan mencapai Rp60 juta per bulan," ujarnya.
Menurut dia, kerajinan akar bahar di Bangka Barat sudah berkembang sejak puluhan tahun silam dan sudah dikenal masyarakat nasional dan internasional.
Proses pembuatan souvenir dari akar bahar tidak menggunakan alat canggih, tetapi murni dikerjakan secara tradisional oleh perajin yang memiliki jiwa berkreasi dan seni.
"Mayoritas pelanggan akar bahar berasal dari luar daerah, bahkan ada yang dari Malaysia, Singapura dan Thailand serta dicari para wisatawan untuk souvenir," ujarnya.
Ia mengatakan, souvenir akar bahar yang merupakan kerajinan tangan tradisional khas Bangka Barat terus dipromosikan ke luar daerah dan bahkan hingga ke luar negeri, melalui pameran seni dan budaya.
"Kami sudah mempromosikan akar bahar di seluruh provinsi di Indonesia, bahkan sudah sampai ke Malaysia, Singapura dan Thailand," ujarnya.
Disinggung mengenai harga yang relatif tinggi, kata dia, cukup wajar karena proses pembuatannya cukup lama dan butuh keahlian dari para perajin yang memiliki jiwa seni.
"Namun ke depan kami mencoba membuat souvenir dari akar bahar yang harganya relatif terjangkau, sehingga mampu menembus kelas ekonomi menengah ke bawah," ujarnya. (HDI/I013/K004)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar