Selasa, 11 Mei 2010

Profesi Pengamen


Persepsi minor terhahadap pengamen yang menjual skillnya dari rumah ke rumah maupun di jalan raya untuk saat ini masih sangat kental terasa, beberapa hari yang lalu aku menyempatkan diri ikut mengamen bersama abang X, memang benar pada saat pertama aku muncul di pintu pagar , mata pemilik rumah terlihat curiga pada kami,seolah mereka takut harta benda mereka akan kami ambil.
Mental untuk menahan emosi coba aku pertahankan ,ternyata setalah abang X menyanyikan lagu dengan benar, mereka lama kelamaan bersimpatik pada Pengamen. dan akhirnya mereka memberikan uang sekedarnya buat abang X yang hari sabtu dan Minggu berprofesi sebagai pengamen. Pada kesempatan tersebut saya sempat berbincang-bincang dengan abang x yang memang berprofesi sebagai pengamen sabtu minggu untuk menambah penghasilannya yang pas-pasan sebagai karyawan di satu perusahaan,berbicara mengenai pengamen menurut abang x sebenarnya persepsi minor terhadap pengamen adang berasal dari pengamen itu sendiri,sehingga menurut dia sebagai pengamen yang menjual skill menyanyi dari rumahsatu ke rumah yang lainnya sopan santun harus benar-benar dijaga, memang ada juga pemilik rumah yang memang pada dasarnya tidak suka dengan pengamen,jika menemui hal seperti ini sebaiknya sebagai pengamen tidak usah memaksakan diri kalau sudah menyanyi pasti diberikan uang, karena yang dijual oleh Pengamen adalah skill menyanyi,bila skill pengamen bagus istilahnya pasti orang yang kita kunjungi akan menghargai kita,mungkin dengan ucapan terima kasih saja sudah cukup bagi Pengamen, namun menurut pengalaman abang x, hanya sekitar 20% orang yang dikunjungi yang tidak memberikan imbalan uang padanya.
Yang saya soroti disini adalah kreativitas abang x untuk memberanikan diri menjual potensi yang ada pada dirinya, jadi kita sebenarnya dapat berkreasi sesuai dengan potensi yang ada pada diri kita masing-masing. dan secara pribadi saya berpesan pada seluruh pengamen agar bersikaplan santun dalam menjual skill kita.

Tidak ada komentar: